Seru! Perundingan AS - China Diwarnai Saling Lempar Kecaman

- 19 Maret 2021, 08:37 WIB
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kedua dari kanan), dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan (kanan), berbicara saat menghadapi Yang Jiechi (kedua dari kiri), direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Pusat, dan Wang Yi (kiri),  Anggota Dewan dan Menteri Luar Negeri, pada sesi pembukaan pembicaraan AS-China di Hotel Captain Cook di Anchorage, Alaska, AS 18 Maret 2021.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kedua dari kanan), dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan (kanan), berbicara saat menghadapi Yang Jiechi (kedua dari kiri), direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Pusat, dan Wang Yi (kiri), Anggota Dewan dan Menteri Luar Negeri, pada sesi pembukaan pembicaraan AS-China di Hotel Captain Cook di Anchorage, Alaska, AS 18 Maret 2021. /Frederic J. Brown / Pool via REUTERS

KARAWANGPOST - Pertemuan antara pejabat Amerika Serikat (AS) dan China yang berlangsung di Alaska diwarnai aksi saling melontarkan kecaman, Kamis 18 Maret 2021.

Ini merupakan pertemuan pertama AS dan China semenjak pemerintahan Joe Biden. Selama ini hubungan kedua negara tersebut saling gontok gontokan.

Dalam pertemuan yang terbilang langka ini, pejabat AS yang utus adalah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan.

Baca Juga: Seorang Wanita Meninggal Setelah Diberi Vaksin AstraZeneca

Sementara dari kubu China diwakili diplomat kawakan Yang Jiechi dan Anggota Dewan Negara Wang Yi di Anchorage.

Melansir dari Reuters, ketegangan dalam perundingan itu telah terjadi sejak memasuki sesi pembukaan.

Utusan AS langsung menuduh China telah bersikap sombong dan melanggar protokol pertemuan.

Bahkan menjelang perundingan, China melalui duta besarnya di Washingto telah menyatakan bahwa AS penuh ilusi seolah-olah China akan berkompromi.

Baca Juga: Darurat Narkoba Baru Sebatas Lips Service, Butuh Keberpihakan Negara untuk Memperhatikan BNN

Tindakan tersebut tidak mencerminkan keinginan China yang awal tahun lalu menyatakan harapannya untuk bisa memulihkan hubungan yang buruk dengan AS.

"Kami akan membahas keprihatinan mendalam kami dengan tindakan China, termasuk di Xinjiang, Hong Kong, Taiwan," ungkap Antony Blinken saat memberikan sambutan dalam pertemuan tersebut.

"Serangan dunia maya di Amerika Serikat, pemaksaan ekonomi sekutu kami," tambah Blinken.

"Setiap tindakan ini mengancam tatanan berbasis aturan yang menjaga stabilitas global," katanya.

Baca Juga: Kepolisian Kembali Bongkar Prostitusi Online MiChat, Sebanyak 82 Remaja Berhasil Diamankan

Menanggapi pernyataan tersebut, Yang Jiechi mengecam tentang perlakuan buruk AS terhadap minoritas dan mengkritik kebijakan luar negeri dan perdagangannya.

"Amerika Serikat menggunakan kekuatan militer dan hegemoni keuangannya untuk menjalankan yurisdiksi lengan panjang dan menekan negara lain," kata Yang Jiechi

"Itu menyalahgunakan apa yang disebut gagasan keamanan nasional untuk menghalangi pertukaran perdagangan normal, dan menghasut beberapa negara untuk menyerang China," tambahnya.

Baca Juga: [CEK FAKTA] Tersiar Kabar Rumah Dinas Ridwan Kamil Dibuka Untuk Vaksinasi Umum, Ini Faktanya!

"Izinkan saya mengatakan di sini bahwa di depan pihak China, Amerika Serikat tidak memiliki kualifikasi untuk mengatakan ingin berbicara dengan China dari posisi yang kuat," kata Yang.

Lebih lanjut Yang Jiechi menuturkan AS bahkan tidak memenuhi syarat untuk mengatakan hal-hal seperti itu, bahkan 20 tahun atau 30 tahun yang lalu.

"Karena ini bukanlah cara untuk berurusan dengan orang-orang China" tandasnya pedas.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x