AS Secara Diam-diam Mensponsori ISIS

- 21 Januari 2023, 10:48 WIB
Ilustrasi - Konflik di Afghanistan
Ilustrasi - Konflik di Afghanistan /Pexels/Ivan Hasib/



KARAWANGPOST - Kementeria Luar Negeri Rusia menyebutkan, Washington ingin membalas dendam pada Taliban atas kekalahannya.

Zamir Kabulov, utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan menyatakan bahwa AS telah menjangkau kelompok-kelompok bersenjata yang menentang Taliban dan diam-diam memberikan uang kepada Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).

Ketika ditanya apakah AS berhubungan dengan oposisi Afghanistan dalam sebuah wawancara dengan Russia 24 TV pada hari Jumat, Kabulov berkata, “Ya, ada data seperti itu.”

Baca Juga: Jelang Imlek Ratusan Lampion Hiasi Klenteng Bio Kwan Tee Koen Karawang Kota

Kabuliv menjelaskan, Amerika telah bertindak seperti ini karena mereka benar-benar ingin membalas kekalahan militer dan gerekan politik mereka yang memalukan di Afghanistan, dan sebagai pembalasan mereka melakukan segalanya agar perdamaian tidak tercipta di Afghanistan.

“Tapi yang terburuk adalah, selain kontak dengan oposisi bersenjata di Afghanistan, Anglo-Saxon secara diam-diam mensponsori ISIS, yang bertujuan merusak tidak hanya stabilitas mitra Asia Tengah kami tetapi juga keamanan Rusia, kata Kabulov.

AS dan sekutunya menarik diri dari Afghanistan pada Agustus 2021 setelah melakukan intervensi selama dua dekade. 

Baca Juga: Panjangnya Daftar Tunggu Keberangkatan, Pemerintah Harus Memperioritaskan Jemaah Haji Lansia

Penarikan yang kacau, yang menyebabkan peralatan militer Amerika bernilai miliaran dolar tertinggal, dilakukan setelah Taliban menyapu negara itu dan merebut ibu kota, Kabul dalam hitungan minggu, menghadapi sedikit perlawanan dari militer Afghanistan.

AS berlakukan sanksi penarikan dan bantuan lainnya ke Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban semakin memperdalam krisis kemanusiaan di negara itu. 

Di bawah pemerintahan yang didukung AS sebelumnya, bantuan ini menyumbang sekitar 75% dari anggaran Afghanistan. 

Baca Juga: BMKG Ungkap Fenomena Gempa Bumi di Indonesia

Menurut PBB, sekitar 24,4 juta orang, atau lebih dari separuh penduduk negara itu, saat ini membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Pada bulan Desember, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membela keputusan pemerintahan Biden untuk meninggalkan Afghanistan.

Universitas Brown yang berbasis di AS telah merilis data bahwa invasi ke Afghanistan merugikan Washington lebih dari 2,1 triliun dolar secara keseluruhan. 

Departemen Pertahanan AS mengatakan pada hari Kamis 17 Januari 2023, bahwa bantuan militer yang diberikan ke Kiev sejak dimulainya konflik dengan Moskow Februari lalu telah melampaui nilai sebesar 26,7 miliar dolar.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x