Krisis Energi Uni Eropa Tidak Lagi Dipengaruhi oleh Konflik Rusia-Ukraina

- 23 Januari 2023, 12:20 WIB
Ilustrasi - Menjalani musim dingin tanpa kuatir
Ilustrasi - Menjalani musim dingin tanpa kuatir /Pixabay/JillWellington/



KARAWANGPOST - Masalah yang berkepanjangan di sektor energi UE tidak dapat lagi dikaitkan dengan konflik antara Rusia dan Ukraina.

Pernyataan itu disampaikan Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Spanyol El Diario, pada hari Minggu 23 Januari 2023.

Menurut diplomat itu, blok tersebut telah berhasil mengatasi masalah ketergantungan energinya pada Rusia.

Baca Juga: Banjir di Bireuen Provinsi Aceh, 4.665 Warga Mengungsi

“Kami telah, dalam beberapa bulan, menghapus ketergantungan energi pada Rusia yang telah kami bangun selama bertahun-tahun Kami mengalami fase kenaikan harga yang sangat menegangkan, tetapi kembali ke tingkat sebelum perang ,” katanya. 

Menurut Borrell, puncak tajam yang dicapai harga energi pada Agustus tahun lalu sebagian besar disebabkan oleh ketegangan spekulatif di pasar.

“Ketegangan di pasar energi tidak lagi dapat dikaitkan dengan perang: ini adalah masalah struktural sektor energi, dan khususnya korelasi antara harga gas dan harga listrik ,” katanya.

Baca Juga: Catat! Ini Pertolongan Pertama Korban Kekerasan Seksual

Harga gas Eropa melonjak tahun lalu ke rekor tertinggi 345 euto per megawatt-jam di tengah kekhawatiran atas aliran gas Rusia.

Gas Rusia yang dulunya merupakan hampir setengah dari pasokan Eropa tetapi mulai menyusut karena sanksi terkait Ukraina dan kemunduran teknis.

Minggu ini, gas berjangka untuk pengiriman Februari 2023 mendatang di hub TTF di Belanda diperdagangkan dalam kisaran harga 60-70 euro per MWh, sekitar nilai yang tercatat sebelum dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Sepanjang Tahun 2022 Tedapat 25 Kejadian Mamalia Terdampar di Indonesia Timur

Tetapi masa depan masih jauh lebih mahal daripada kisaran nilai sebesar 10-25 euro per MWh yang mereka perdagangkan pada periode 2017-2019.

Analis pasar mengatakan harga energi yang relatif rendah di wilayah tersebut bersifat sementara, karena cuaca ringan dan tingkat penyimpanan yang luar biasa tinggi, dengan kapasitas terisi hingga di bawah 82%. 

Banyak juga yang memperingatkan bahwa situasinya kemungkinan akan memburuk dalam beberapa bulan mendatang.

Ketika Eropa harus mengisi ulang penyimpanan sebagai persiapan untuk musim pemanasan berikutnya tanpa pasokan Rusia dan tidak ada pemasok alternatif yang layak.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x