CEO YouTube Susan Wojcick Umumkan Pengunduran Diri

- 17 Februari 2023, 19:47 WIB
Susan Wojcicki CEO YouTube
Susan Wojcicki CEO YouTube /Youtube/Eye 24/



KARAWANGPOST - Susan Wojcicki CEO YouTube mengumumkan pengunduran dirinya sebagai kepala platform video milik Google pada hari Kamis, 16 Februari 2023.

Mohan akan mengambil alih, sementara Wojcicki sendiri berniat untuk tetap berperan sebagai penasehat di Google dan perusahaan induknya Alphabet.

"Saya telah memutuskan untuk mundur dari peran saya sebagai kepala YouTube dan memulai babak baru yang berfokus pada keluarga, kesehatan, dan proyek pribadi yang saya sukai," kata Wojcicki dalam email kepada staf, Kamis, nanti. dibagikan di blog resmi YouTube.

Baca Juga: Bawaslu Diminta Tegur Parpol yang Manfaatkan Politik Identitas untuk Kampanye

CEO Alphabet Sundar Pichai dalam sebuah pernyataan menyebutkan, Susan telah membangun tim yang luar biasa dan memiliki penerus di Neal yang siap untuk memulai dan memimpin YouTube melalui dekade kesuksesan berikutnya.

Wojcicki bergabung dengan Google sebagai manajer pemasaran pada tahun 1999, beberapa bulan setelah pendirinya Larry Page dan Sergey Brin menyewa garasi rumah Silicon Valley orangtuanya sebagai kantor mereka. 

Dia menyarankan Brin dan Page untuk membeli YouTube pada tahun 2006 dan platform periklanan online DoubleClick pada tahun 2007. 

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 48 Dibuka Malam Ini

Dia menjadi CEO YouTube pada tahun 2014, dan menjadikan Mohan yang berasal dari DoubleClick sebagai chief product officer pada tahun 2015.

"Selain memainkan peran penting dalam meluncurkan YouTube TV dan Shorts, Mohan telah memimpin tim Kepercayaan dan Keamanan kami, memastikan bahwa YouTube memenuhi tanggung jawabnya sebagai platform global,” kata Wojcicki.

Pada Forum Ekonomi Dunia tahun lalu di Davos, Wojcicki menggambarkan tanggung jawab tersebut dengan mengatakan bahwa konflik di Ukraina telah menunjukkan bahwa informasi memang memainkan peran kunci, bahwa informasi dapat dijadikan senjata.

Baca Juga: Begini Strategi yang disiapkan Kemenhub dalam Penyelenggaran Angkutan Lebaran 2023

Setelah terlibat dalam penyensoran atas apa yang dianggapnya sebagai informasi yang salah tentang pemilu AS 2020 dan Covid-19, YouTube dengan penuh semangat memenuhi permintaan UE untuk melarang akses ke semua media negara Rusia di wilayah blok tersebut, setelah konflik di Ukraina meningkat. 

Perusahaan itu sendiri memutuskan untuk membuat larangan di seluruh dunia tidak lama kemudian, jelas Wojcicki di Davos.

Namun, platform tersebut terus beroperasi di Rusia, sehingga dapat menyampaikan berita independen ke negara tersebut dan membantu warga mengetahui apa yang sedang terjadi dan memiliki perspektif dari dunia luar.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x