KKP Kembangkan Teknologi Fotobioreaktor untuk Produksi Massal Mikroalga

2 Maret 2021, 20:24 WIB
Ilustrasi: Teknologi Fotobioreaktor /Karawangpost/KKP

KARAWANGPOST - Pemanfaatan teknologi fotobioreaktor dapat meningkatkan produktivitas mikroalga karena kulturnya dapat dikontrol secara optimal.

Dengan teknologi ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budi daya yaitu Balai Perikanan Budi daya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee mampu memproduksi 3 juta sel per hari untuk mikroalga jenis Skeletonema dan 100 juta sel per hari untuk mikroalga jenis  "Nannochloropsis".

Fotobioreaktor merupakan reaktor tembus pandang yang dilengkapi dengan instalasi suplai media dan emisi gas yang dapat digunakan untuk mengkultur mikroalga.

Bioreaktor ini memungkinkan cahaya masuk, sehingga organisme mikroskopis berklorofil seperti mikroalga dapat memanfaatkan sumber cahaya tersebut untuk melakukan fotosintesis.

Baca Juga: Masuk Angin dan Kerokan dari Sudut Pandang Medis  

Direktur Jenderal Perikanan Budi daya, Slamet Soebjakto sangat mengaspresiasi pengembangan teknologi fotobioreaktor untuk kultur mikroalga ini. “Siapa yang tidak kenal mikroalga. Di industri perikanan budidaya, mikroalga menjadi sumber pakan yang biasanya digunakan untuk pakan larva ikan dan udang, zooplankton dan ikan herbivora," kata Slamet di Jakarta, Selasa, 2 Meret 2021.

Aplikasi teknologi fotobioreaktor pada kultur mikroalga yang dikembangkan BPBAP Ujung Batee memanfaatkan wadah transparan berbahan akrilik sehingga rasio luas permukaan dan volum yang menerima cahaya lebih tinggi.

Baca Juga: Bahaya 'Water Hammer', Motor Mogok Tiba-Tiba saat Menerjang Banjir

Peningkatan produksi perikanan budidaya akan memicu kebutuhan pakan dari level pembenihan hingga pembesaran. “Pakan alami seperti halnya mikroalga ini sangat esensial dan diperlukan untuk menghasilkan benih ikan ataupun udang yang berkualitas. Mikroalga menjadi sumber penyedia nutrisi, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral serta zat nutrisi lainnya,” ujarnya.

Skeletonema dicirikan sebagai mikroalga berbentuk silinder dengan warna coklat keemasan, sedangkan Nannocholopsis umumnya berbentuk bulat dan berwarna hijau.

Baca Juga: NPCI Jabar Kecam dan Buru Pelaku Penganiayaan Penyandang Disabilitas

Sementara itu, Kepala BPBAP Ujung Batee, Tahang menjelaskan Skeletonema untuk kebutuhan pakan benur udang windu dan vaname, sedangkan Nannochloropsis untuk kebutuhan pakan benih kakap putih.

Ini telah membantu meningkatkan produktivitas benih yang dihasilkan. Karena pengembangan teknologi kultur ini, banyak pembudidaya yang berminat dan datang untuk belajar langsung ke BPBAP Ujung Batee.

Selain Skeletonema dan Nannocholopsis, beberapa jenis mikroalga lain yang umum digunakan dalam kegiatan budidaya diantaranya Dunaliella, Chlorella, Chaetoceros, Spirulina dan Thalasiossira.***

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler