Tidak ada perintah untuk menggunakan gas air mata pada kerumunan, kata Albertus Wahyurudhanto, seorang pejabat di Komisi Kepolisian Nasional, sebuah badan pengawas yang melapor kepada presiden.
Baca Juga: Gitaris Foo Fighters, Chris Shiflett Kecam Teori Konspirasi Seputar Kematian Taylor Hawkins
Suporter Persebaya Surabaya, sempat dilarang menghadiri pertandingan karena takut bentrok, sehingga sebagian besar korban, termasuk 33 anak di bawah umur, adalah fans klub tuan rumah Arema.
Sementara stadion di Malang memiliki beberapa pintu keluar, para penonton mengatakan bahwa beberapa di antaranya terkunci selama pertandingan Sabtu, menyebabkan kemacetan ketika para penggemar yang terinjak-injak mencoba melarikan diri.
Petugas medis mengatakan beberapa korban meninggal karena mati lemas, sementara yang lain menderita luka di kepala.
Badan sepak bola dunia FIFA melarang penggunaan "gas pengendali massa" dan senjata dalam pertandingan.
Choirul Anam di badan hak asasi manusia Indonesia, Komnas HAM, mengatakan pada hari Senin bahwa jika gas air mata tidak ditembakkan mungkin tidak akan ada kekacauan.
Puluhan petugas polisi telah ditempatkan dalam penyelidikan dan setidaknya sembilan telah diskors, kata seorang juru bicara polisi.***