BNPT Harus Mampu Mengoptimalkan Aksi Penanganan Terorisme di Indonesia

- 14 Februari 2023, 18:07 WIB
Tim Densus 88 Antiteror Polri
Tim Densus 88 Antiteror Polri /Instagram/@humasseksukosewuresbjn/



KARAWANGPOST - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diharapkan mampu mengoptimalkan kinerjanya dalam aksi penanganan terorisme.

Anggota Komisi III DPR RI Santoso mengatakan, program-program yang dimiliki BNPT diminta tidak hanya sebatas kegiatan seremonial. Terlebih saat ini, penanganan terorisme tidak lagi bersifat konvensional.

“Pasca Amerika meninggalkan Afghanistan, penanganan terorisme tidak lagi bersifat konvensional, tidak lagi bersifat berhadap-hadapan antara aparat di suatu negara dengan pihak terorisme. Tapi saat ini adalah bagaimana peran pemerintah, dalam hal ini BNPT, dalam hal cyber (siber) terorisme,” ujarnya dalam Rapat Kerja antara Komisi III dengan BNPT di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 13 Februari 2023.

Baca Juga: Gubernur Jatim Gencar Lakukan Operasi Pasar Cek Ketersediaan Beras dan Bahan Pokok

 

 



Dalam upaya mengoptimalkan peran BNPT, Anggota Komisi III DPR RI itu menilai bahwa antisipasi yang dilakukan atas aksi terorisme siber ini harus tinggi.

Hal ini menjadi penting karena ia menganggap bahwa dengan terorisme siber ini, aktivitas lintas negara bisa terus terjadi.

Oleh karena itu, ia mengusulkan agar anggaran atas penanganan terorisme siber ini harus diperbanyak dibandingkan dengan program-program yang lain.

Baca Juga: Memperkuat Platform Digital dapat Mencegah Risiko Perdagangan Manusia

Selain itu, Legislator Dapil DKI Jakarta III ini juga meminta BNPT untuk meninjau ulang langkah strategis penanggulangan terorisme yang dibuat oleh BNPT pada poin revitalisasi nilai-nilai Pancasila.

Santoso tidak menginginkan Pancasila hanya dijadikan objek untuk menyelenggarakan kegiatan, tetapi penggunaannya tidak tepat sasaran.

Peninjauan ini juga diusulkan karena Anggota Komisi III itu menganggap sudah banyak lembaga yang juga menggunakan Pancasila sebagai programnya seperti MPR dan BPIP.

Baca Juga: Sweeping Rutin Perlu dilakukan Karena Maraknya Penyalahgunaan BBM dan Gas LPG Subsidi oleh Mafia

“Jangan pancasila ini hanya dijadikan objek untuk menyelenggarakan kegiatan, agar revitalisasi yang dilakukan ini tidak semau-maunya. Apa yang menjadi konsepsi dari BNPT karena nanti akhirnya ideologi negara bingkainya itu sesuai dengan lembaga masing-masing. Itu yang harus dihindari,” ucapnya.

Santoso juga menghimbau agar fokus BNPT tidak hanya pada pencegahan terorisme, tetapi juga pada tindakan negara terhadap mantan narapidana terorisme.

Ia pun menyayangkan kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh Agus Sujatno di Astanaanyar harus terjadi. Ia juga menilai bahwa ada urgensi kehadiran negara dalam memberikan jaminan kehidupan kepada mantan narapidana terorisme.

“Ini menurut saya kenapa terorisme dan orang-orang pelakunya tidak lepas dari tindakan-tindakan yang kita nilai salah. Tetap mereka lakukan karena tidak ada kepedulian dari negara. Tidak ada kepedulian dari pemerintah, dalam hal ini BNPT. Jadi negara harus hadir,” ungkap Santoso.***

Editor: M Haidar

Sumber: DPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x