KARAWANGPOST - Lembaga Riset Keamanan Siber dan dan Komunikasi CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) menyoroti adanya gangguan pusat data nasional milik pemerintah.
Chairman CISSReC sekaligus Pemerhati keamanan Siber Dr. Pratama Dahlian Persadha, menduga gangguan itu disebabkan serangan hacker (Peretas).
"Dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemulihan berarti sistemnya rusaknya sangat parah. Biasanya diakibatkan karena serangan ransomware," ujarnya, dikutip Senin, 24 Juni 2024.
Baca Juga: Indonesia Kembali Mendapat Kuota 221.000 Jemaah Haji untuk Tahun 2025
Baca Juga: Polri Jalin Kerja Sama dengan Interpol untuk Berantas Judol
Dalam kesempatannya ia menjelaskan bahwa serangan ransomware ini dengan melakukan enkripsi yang ada di dalam server. Biasanya, pelaku meminta tebusan kalau ingin dikembalikan seperti semula.
"Supaya nantinya dapat digunakan kembali," ujarnya.
Menurutnya, jika serangan menggunakan metode ransomware sangat berbahaya. Apalagi, dalam pusat data nasional itu tidak mempunyai sistem back up atau duplikasi data.
"Sebenarnya serangan ransomware ini tidak ada artinya, kalau kita memiliki back up yang sangat bagus," ujarnya.