Kegiatan Penanaman Harus Tetap dilakukan sekaligus Menjaga Imun Tubuh

- 10 Januari 2021, 08:00 WIB
Gerakan Penanaman Pohon Bersama Masyarakat di Hulu Sungai Parat DAS Rawapening Dusun Banyudono Desa Gedong Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Gerakan Penanaman Pohon Bersama Masyarakat di Hulu Sungai Parat DAS Rawapening Dusun Banyudono Desa Gedong Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang /Humas Jateng/

KARAWANGPOST - Menanam pohon meski di tengah pandemi Covid-19, merupakan investasi jangka panjang dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan.

Hal itu disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menghadiri Gerakan Penanaman Pohon Bersama Masyarakat di Hulu Sungai Parat DAS Rawapening, Dusun Banyudono, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Sabtu 9 Januari 2021.

“Ini bagus (kegiatan penanaman). Bapak-bapak ibu-ibu, walau di tengah pandemi. Bahkan terjadi peningkatan (kasus aktif), berkali-kali pembatasan dilakukan dan kita diminta untuk taat protokol kesehatan. Sehingga banyak pekerjaan yang kemudian terlupakan,” ucapnya.

Baca Juga: Bukannya Berempati Pemilik Akun Twitter ini Jadikan Jatuhnya Sriwijaya Air Sebagai Candaan

Ganjar mengingatkan agar warga tidak panik meski dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini. Justru, kegiatan penanaman harus tetap dilakukan sekaligus menjaga imun.

“Meski dalam konteks pandemi, jangan pernah lupa untuk selalu menanam. Waktunya menurut BMKG sampai Maret, tanam sebanyak-banyaknya. karena itulah investasi jangka panjang,” ujar Ganjar.

Pada kesempatan itu, ditanam 10 ribu bibit pohon jenis durian, mangga, avokad, sengon hingga matoa. Sebelumnya, 7 ribu bibit telah ditanam, sehingga total yang ditanam 17 ribu bibit.

Baca Juga: Penemuan Fosil Gigi Hiu Megalodon, Bupati Sukabumi Lokasi akan Kita Jadikan Cagar Alam Geologi

“Yang seperti ini dilakukan secara menerus dan jangan lupa taat protokol kesehatan. Semoga manfaat untuk semuanya terutama untuk Rawapening yang dipenuhi gulma dan sedimentasinya terlalu parah,” tandas Ganjar.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Widi Hartanto, menjelaskan di Kabupaten Semarang ada sebanyak 13.999 hektare lahan dengan kategori kritis dan sangat kritis. Sementara di Desa Banyubiru, terdapat 1,3 hektare lahan dengan kategori keduanya.

Baca Juga: Purwakarta Ditargetkan Jadi Market Pariwisata di Jabar

“Tentunya ini sebagai upaya dalam rehabilitasi dan konservasi tanah serta air untuk pengurangan erosi dan sedimentasi di hulu DAS Rawapening yang akan berkelanjutan di lahan kritis lain yang ada di Jawa Tengah,” ucap Widi.***

Editor: M Haidar

Sumber: Humas Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x