Kadarnya sendiri untuk makan sahur yang dianjurkan adalah sekitar 1/3 dari kebutuhan kalori perhari, dan tidak terlalu kenyang.
Makan berlebihan di saat sahur bisa menyebabkan melonjaknya kadar gula dalam darah serta merangsang produksi hormon insulin berlebihan yang akan mengangkut gula darah ke seluruh jaringan untuk diubah menjadi glikogen atau lemak.
Baca Juga: Reformasi Birokrasi Pemprov Jabar Capai Postif Progres
Glikogen dan lemak yang berlebihan akan sulit diubah menjadi gula darah kembali sehingga orang akan semakin cepat lesu.
Mengenai waktu, kebanyakan ahli menganjurkan untuk tidak makan sahur terlalu cepat agar energi yang dihasilkan masih bisa bertahan hingga tengah hari.
Untuk berbuka puasa, sebaiknya segera isi perut dengan makanan-makanan ringan berkadar gula cukup tinggi agar lebih mudah diubah menjadi energi. Dalam hal ini makanan seperti kurma atau buah-buahan segar lainnya bisa menjadi pilihan.
Baca Juga: Perda Desa Wisata Jawa Barat Resmi Disahkan
Kenapa tidak langsung memakan menu utama seperti nasi dan lauk? Karena selain lebih sulit diubah menjadi energi, sebaiknya perut dibiarkan beristirahat sekitar paling tidak 1 jam setelah makan yang manis-manis tadi agar kadar gula dan cairan tubuh bisa kembali pada posisi normalnya, dan lambung juga bisa menampung makanan yang kapasitasnya meningkat
secara perlahan-lahan.
Penguapan dan pengeluaran cairan tubuh saat beraktifitas di siang hari selama berpuasa harus benar-benar dijaga.
Bila asupan minuman di saat sahur tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan, ditakutkan akan terjadi dehidrasi yang dalam kadar berlebih bisa jadi sangat berbahaya.