Simak! Ini Rekomendasi Dokter Agar Hidup Lebih Sehat

- 18 Februari 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi-alat tekanan darah detak jantung
Ilustrasi-alat tekanan darah detak jantung /KarawangPost/Foto/pixabay-geraldoswald62

 

KARAWANGPOST - Menjelang pergantian tahun, banyak membuat resolusi. Salah satu resolusi tahun baru yang cukup sering dibuat adalah memperbaiki gaya hidup agar lebih sehat dan berumur panjang.

Seorang dokter saraf dan pakar longevity, mengatakan harapan hidup masyarakat dunia saat ini berada di titik terendah dalam kurun waktu beberapa puluh tahun terakhir. Meski begitu, kondisi ini bisa diubah dengan cara memperbaiki gaya hidup.

Tahun baru dapat menjadi momen yang tepat untuk memulai perubahan gaya hidup ini. Seperti dilansir dari berbagai sumber, berikut perubahan gaya hidup yang direkomendasikan dokter untuk memperbaiki kesehatan:

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Jamur Teriyaki

Makanan Berindeks Glikemik Rendah

Makanan dengan indeks glikemik yang tinggi dapat memicu terjadinya lonjakan kadar gula darah bila dikonsumsi. Sebaliknya, makanan berindeks glikemik rendah memiliki efek yang minimal terhadap fluktuasi kadar gula darah.

Mengonsumsi makanan berindeks glikemik rendah dapat menurunkan kadar insulin dan memicu penurunan kadar lemak di dalam tubuh. Di saat yang sama, massa otot akan tetap terjaga selama asupan kalori tercukupi.

Dokter merekomendasikan orang-orang untuk mendapatkan asupan karbohidrat dari sayur-sayuran. Selain itu, dokter saraf ini juga menganjurkan agar orang-orang menghindari karbohidrat sederhana dengan indeks glikemik di atas 40.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Sup Tulang

Selain itu, Dokter merekomendasikan agar lemak sehat lebih banyak dikonsumsi. Tujuannya adalah untuk melatih tubuh membakar lemak, alih-alih membakar gula. Asupan protein dalam jumlah sedang dari pangan hewani tanpa lemak juga perlu dilakukan untuk menunjang massa otot.

Utamakan Latihan Kekuatan

Massa otot yang menurun akibat proses penuaan tak hanya berkaitan dengan kerentanan tubuh, tetapi juga penurunan kognitif. Oleh karena itu, orang-orang perlu menjaga dan melindungi massa otot lewat latihan kekuatan.

Faktanya adalah kemampuan Anda untuk menghalau penyakit seperti penyakit jantung dan kanker terletak pada massa otot Anda.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Pesmol Ikan Nila

Selain itu, latihan kekuatan juga bisa memberikan manfaat bagi kesehatan otak. Zat-zat kimia yang diproduksi saat latihan kekuatan bisa melindungi fungsi kognitif dan menunjang pembentukan daya ingat serta kemampuan belajar.

Latihan kekuatan bisa dimulai dengan yang paling mendasar terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu, intensitas latihan bisa ditingkatkan secara bertahap. Lima latihan kekuatan dasar yang efektif menurut Dokter adalah squat, bench press, deadlift, overhead press, serta pull-up/chin.

Latihan-latihan ini tidak membutuhkan mesin mahal dan tidak spesifik pada satu gender.

Pantau Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi bisa terjadi tanpa memunculkan gejala berarti. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk mendeteksi tekanan darah tinggi adalah dengan melakukan pemantauan secara berkala.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Urap Sayur

Bila memungkinkan, Dokter menyarankan orang-orang untuk memiliki alat pengukur tekanan darah atau tensimeter di rumah.

Selain itu, penting juga melakukan beragam upaya untuk menjaga kadar tekanan darah tetap terkontrol. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah menerapkan pola makan yang sehat dan tidak tinggi garam, olahraga secara rutin, serta mengelola stres.

Cek Darah Secara Berkala

Skrining dan deteksi dini juga sebaiknya dilakukan melalui pemeriksaan darah secara berkala. Beberapa pemeriksaan darah yang disarankan oleh Dokter adalah tes HbA1c untuk melihat kontrol gula darah selama tiga bulan, tes profil lipid untuk melihat kadar kolesterol darah, dan tes CRP yang dapat memberikan gambaran terkait peradangan di dalam tubuh.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Telur Dadar Tebal

Manajemen Stres

Pengelolaan stres merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup sehat. Kadar stres yang tinggi secara terus-menerus bisa meningkatkan risiko hipertensi, resistensi insulin atau pradiabetes, hingga kadar testosteron yang rendah.

Kadar testosteron yang rendah dapat mempengaruhi kadar energi, libido, serta komposisi tubuh.

Ada beberapa aktivitas yang bisa membantu orang-orang mengelola stres dalam keseharian. Sebagian di antaranya adalah latihan bernapas dalam, yoga, meditasi, hingga beraktivitas di alam terbuka. Mendapatkan tidur yang cukup juga berperan penting dalam pengelolaan stres.***

Editor: Hani Tania

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x