Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Naik Level 51,3

- 5 Januari 2021, 17:28 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita /HO/Antara/Karawangpost


KARAWANGPOST
- Aktivitas industri manufaktur di tanah air menunjukkan kinerja yang gemilang pada bulan terakhir tahun 2020. Meskipun masih di tengah tekanan berat akibat pandemi COVID-19, geliat industri manufaktur di dalam negeri terus berupaya bangkit menembus fase ekspansif.

Hal tersebut tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 yang tercatat di level 51,3 atau naik dibanding capaian bulan sebelumnya yang berada di posisi 50,6.

Peningkatan indeks ini didukung adanya pertumbuhan pesanan baru, yang mengacu ekspansi solid pada output. Kenaikan ini merupakan tercepat kedua dalam sejarah survei selama hampir sepuluh tahun.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) mengatakan pencapaian yang luar biasa tentunya berkat jasa para pelaku industri, saya berterima kasih kepada pelaku usaha yang tetap berusaha semaksimal mungkin mengoptimalkan sumber daya yang ada di tengah keterbatasan.

Baca Juga: Asyiiik, BLT Dana Desa Digulirkan Lagi, Simak Cara Mendapatkannya

Menperin menegaskan, pemerintah optimistis seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang telah dilakukan mampu memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi yang ada ke depan karena Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk bisa memasuki tahap pemulihan ekonomi.

Indikator menuju pemulihan di 2021 bisa terlihat dari perjalanan perekonomian nasional selama 2020. Perekonomian Indonesia pernah mengalami titik terendahnya atau rock bottom di triwulan II/2020, terutama ketika pertama kali negara ini dinyatakan mengalami serangan wabah pandemi.

Namun, pada triwulan III/2020 mulai mengalami perbaikan meski masih kontraksi di -3,4 persen (yoy). “Kondisi ini masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara lain, seperti Jerman, Singapura, Filipina, Spanyol, dan Meksiko yang rata-rata mengalami kontraksi rata-rata di -4 persen,” ungkap Agus.

Baca Juga: Reformasi Sistem Perlindungan Sosial, Tingkatkan Efektivitas Penyaluran Bantuan untuk Masyarakat

Sementara itu, Makro ekonomi lainnya yang mendukung adalah permintaan domestik dan keyakinan konsumen yang membaik. “Hal tersebut diyakini akan mendorong produksi atau supply side. Lalu, IHSG dan nilai tukar rupiah yang terus menguat dan kembali ke level pre-COVID-19,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x