Network
KARAWANGPOST - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Inspektur Jenderal Kemenperin, Masrokhan mewakili Menteri Perindustrian mengatakan upaya hilirisasi industri juga ditempuh Pemerintah melalui pengembangan industri smelter, seperti smelter nikel, nikel kobalt, alumunium, tembaga dan besi baja.
"Secara total Indonesia sudah punya sebanyak 30 smelter yang beroperasi dan 20 smelter dalam tahap konstruksi kemudian sisanya dalam tahap feasibility study ada sembilan smelter," kata Inspektur Jenderal Kemenperin Masrokhan pada webinar “Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Industri”, Kamis, 29 April 2021 lalu.
Implikasi dari kebijakan ini, di antaranya adalah sektor industri logam dasar pada tahun 2020 yang tumbuh 5,87 persen kemudian juga disusul dengan ekspornya yang ikut tumbuh hingga 30 mpersen dan menyumbang devisa negara sebesar 22 miliar dolar AS.
Baca Juga: Kemenperin Luncurkan Program Substitusi Impor 35 Persen Tahun 2022
“Kami akan dukung dan dorong seluruhnya, demi penguatan hilirasi industri pertambangan guna memperkokoh struktur industri,” ujarnya.
Rencana hilirisasi industri ini akan juga memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen baterai untuk kendaraan listrik, yang akan melanjutkan tren positif pada tahun 2021.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Jawa Barat Terima 25 Ribu Donasi Vaksin COVID-19
Kemenperin juga terus terlibat aktif dalam program Bangga Buatan Indonesia yang bermanfaat menciptakan nilai tambah bagi sektor industri kecil menengah (IKM), meningkatkan permintaan terhadap produk IKM, dan meningkatkan jumlah IKM yang on-boarding.
“Kemenperin juga akan meluncurkan Festival Joglosemar yang memamerkan para pelaku IKM terbaik dari daerah Jogja, Solo, dan Semarang pada bulan Mei 2021 mendatang yang akan diisi dengan webinar, bimbingan teknis dan pelatihan bagi IKM,” ujarnya.***
