AS Tinjau Dokumen Relevan Terkait Serangan 11 September

- 10 Agustus 2021, 10:20 WIB
Ilustrasi - Gedung Pemerintahan
Ilustrasi - Gedung Pemerintahan /Pixabay/denishiza/

KARAWANGPOST - Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya akan meninjau file yang relevan dengan serangan 11 September, setelah keluarga korban meminta Presiden Joe Biden untuk melewatkan peringatan, Senin 9 Agustus 2021.

Terkecuali dia merahasiakan dokumen yang mereka anggap akan menunjukkan para pemimpin Arab Saudi mendukung serangan tersebut. 
 
"Pemerintahan saya berkomitmen untuk memastikan tingkat transparansi maksimum di bawah hukum," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
 
 
Biden pun akan melakukan tinjauan baru terkait dokumen-dokumen dan menyambut pengajuan Departemen Kehakiman.
 
"Saya menyambut baik pengajuan Departemen Kehakiman hari ini, yang berkomitmen untuk melakukan tinjauan baru terhadap dokumen-dokumen di mana pemerintah sebelumnya telah menegaskan hak istimewa, dan untuk melakukannya secepat mungkin," tambahnya.
 
Serangan di New York dan Washington telah menewaskan hampir 3.000 orang. Dengan itu, aggota keluarga korban, mengajukan permohonan kepada Biden dalam sebuah surat yang dirilis saat peringatan ke-20, pada Jumat.
 
 
Kedutaan Saudi di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar tersebut, bahkan
Arab Saudi mengatakan tidak memiliki peran dalam serangan pesawat yang dibajak. 
 
Kantor Kejaksaan AS Audrey Strauss di Manhattan  mengatakan FBI telah "memutuskan untuk meninjau" klaim sebelumnya. Setelah dibuat tentang mengapa mereka tidak dapat merilis beberapa informasi yang diminta pihak keluarga, Senin.
 
James Kreindler, seorang pengacara untuk beberapa keluarga ini berharap langkah FBI dan Departemen Kehakiman untuk memberikan petunjuk. 
 
 
Meskipun, keluarga korban dan pengacara mereka telah mengeluh selama bertahun-tahun. Di mana agen-agen AS duduk di dokumen yang menggambarkan hubungan Arab Saudi dengan para penyerang.
 
Brett Eagleson, ayah dari Bruce Eagleson yang terbunuh, memberikan sebuah pernyataan terhadap akuntabilitas dan janji kosong yang diberikan terhadap keluarga korban.
 
"Kami menghargai Presiden Biden yang mengakui keluarga kami hari ini saat kami mengejar keadilan dan akuntabilitas terhadap Kerajaan Arab Saudi," katanya.
 
 
"Sayangnya, bagaimanapun, kami telah mendengar banyak janji kosong sebelumnya," tegasnya.
 
Pernyataan Eagleson mengatakan Departemen Kehakiman "dapat bertindak segera untuk menghasilkan dokumen termasuk Laporan Tinjauan FBI 2016. Laporan ini tidak diedit dari penyelidikan biro selama bertahun-tahun terhadap agen pemerintah Saudi. 
 
Apalagi yang 'dikenal telah memberikan bantuan substansial kepada' para pembajak, serta telepon catatan dan keterangan saksi.***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x