Presiden AS Joe Biden kembali Melontarkan Serangan Verbal kepada Presiden Rusia

- 27 Maret 2022, 10:15 WIB
Presiden AS Joe Biden
Presiden AS Joe Biden /Youtube/Reuters



KARAWANGPOST - Presiden AS Joe Biden berulang kali melontarkan serangan verbal terhadap Vladimir Putin, setelah sebelunya melontarkan hinaan sebagai penjahat perang.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Sabtu, 26 Maret 2022 mengatakan, serangan verbal berulang Joe Biden terhadap Vladimir Putin hanya berkontribusi pada memburuknya hubungan antara kedua negara mereka,

“Seorang kepala negara harus tetap sipil. Dan, tentu saja, setiap kali, penghinaan pribadi ini mempersempit peluang hubungan bilateral kita di bawah pemerintahan AS saat ini,” kata Peskov, menyarankan catatan perang Biden sendiri tidak memberinya hak untuk mengkritik siapa pun.

Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Konten Pornografi OnlyFans, Dea Tidak Ditahan Polisi

Presiden AS Joe Biden telah melontarkan hinaan baru pada rekannya dari Rusia pada hari sebelumnya, setelah bertemu dengan para pengungsi Ukraina di Warsawa.

Biden berada di ibu kota Polandia untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat Kiev. Ditanya oleh wartawan apa pendapatnya tentang Putin, dia dengan blak-blakan menjawab, “Dia seorang tukang daging.”

Selama beberapa hari terakhir, Biden telah berulang kali melancarkan tembakan ganas ke presiden Rusia, meningkatkan retorikanya setiap saat.

Baca Juga: Kapolri Perintahkan Seluruh Kapolda untuk Mengecek Ketersediaan Minyak Goreng Menjelang Ramadan

Pekan lalu, dia mencap Putin sebagai “penjahat perang,” kemudian menyebutnya sebagai “diktator pembunuh, preman murni yang mengobarkan perang tidak bermoral melawan rakyat Ukraina.”

Moskow menyerang tetangganya bulan lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Baca Juga: Mudik Lebaran Wajib Vaksin Booster, Ini alasan Kemenkes

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.***

Editor: M Haidar

Sumber: RT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x