Ukraina Beri Jaminan Terkait Pasokan Senjata Berat AS

- 2 Juni 2022, 12:24 WIB
Senjata Berat M142 HIMARS
Senjata Berat M142 HIMARS /Youtube/AMERICAN TACTICAL FIGHTER



KARAWANGPOST - Kiev telah memberikan jaminan kepada Washington bahwa peluncur roket yang dipasok AS tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Rabu 1 Juni 2022. Dia adalah pejabat AS terbaru yang mengangkat masalah ini, karena Moskow menyuarakan keprihatinan atas eskalasi permusuhan di Ukraina.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Blinken ditanya tentang sistem peluncuran roket berganda HIMARS, senjata berteknologi tinggi terbaru yang telah dijanjikan AS untuk dikirim ke Ukraina.

Baca Juga: Kejagung Sita Uang Puluhan Miliar Kasus Korupsi Dana Investasi Asabri

“Ukraina telah memberi kami jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan sistem ini terhadap target di wilayah Rusia,” kata Blinken, menambahkan, “Ada ikatan kepercayaan yang kuat antara Ukraina dan AS, serta dengan sekutu dan mitra kami.”

Dia juga menepis peringatan dan kekhawatiran Moskow bahwa pengiriman senjata Washington ke Kiev berisiko meningkatkan konflik lebih lanjut. 

“Cara terbaik untuk menghindari eskalasi adalah bagi Rusia untuk menghentikan agresi dan perang yang dimulainya,” kata Blinken, dengan alasan bahwa itu bisa berakhir besok jika Moskow memilih demikian, tetapi kemungkinan akan berlangsung selama berbulan-bulan sebagai gantinya," 

Baca Juga: Kejagung Tetapkan Manager PT Meraseti Logistik Indonesia Sebagai Tersangka Korupsi Impor Baja

Presiden AS Joe Biden secara resmi mengumumkan pengiriman sistem HIMARS ke Ukraina, bersama dengan peralatan militer lainnya senilai $700 juta dolal pada Rabu, 1 Juni 2022 sore. 

Menurut Wakil Menteri Pertahanan Colin Kahl, peluncur-peluncur itu diposisikan sebelumnya di Eropa sambil menunggu pengumuman, dan gelombang pertama dari empat akan diserahkan minggu ini meskipun mungkin diperlukan waktu tiga minggu untuk melatih pasukan Ukraina dalam penggunaannya.

HIMARS menembakkan roket bertubi-tubi dengan jangkauan efektif sekitar 30 kilometer, tetapi juga dapat mengerahkan rudal balistik taktis dengan jangkauan hingga 300 kilometer. Rusia telah menyuarakan keprihatinan dengan AS atas kemungkinan yang terakhir. 

Baca Juga: Negara Dirugikan Rp1,2 Triliun, Kejagung Akan Terus Dalami Kasus Dugaan Korupsi Waskita Beton

Biden sendiri utusan PBB-nya Linda Thomas-Greenfield dan sekarang Blinken semuanya bersikeras bahwa Kiev tidak akan dilengkapi dengan rudal jarak jauh. Blinken adalah yang pertama menyebutkan janji Ukraina.

Rusia tidak dapat mempercayai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pemerintahnya untuk menepati janji mereka tentang masalah ini, mengingat rekor mereka sebelumnya, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya pada hari Rabu.

Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan akhirnya pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. 

Baca Juga: KPK Ungkap Modus Wali Kota Bekasi Nonaktif Rahmat Effendi Terima Uang Rp7,1 Miliar

Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Perancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. 

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.***

Editor: M Haidar

Sumber: RT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x