Bagaimana Cara Kerja Vaksin COVID-19, Simak Penjelasannya

2 Januari 2021, 02:15 WIB
Ilustarsi Vaksin COVID-19 /pixabay/Karawangpost


KARAWANGPOST
- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa, vaksin bekerja dengan mengajari sistem kekebalan tubuh bagaimana mengenali dan melawan virus yang menyebabkan COVID-19.

Mengenai vaksinasi, Pakar kesehatan menyatakan vaksin COVID-19 tidak mengandung virus hidup yang menyebabkan seseorang terkena COVID-19.

Asisten profesor ilmu kebidanan, ginekologi dan reproduksi di University of California, San Francisco, Dr. Stephanie Gaw mengatakan vaksin yang dikembangkan Pfizer, BioNTech dan Moderna tidak mengandung virus Corona, melainkan mengandung molekul atau disebut mRNA yang tidak dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh.

Baca Juga: Presiden: Vaksinasi Dilakukan Pertengahan Januari 2021

Lebih lanjut, Stephanie menjelaskan, terkadang proses tubuh mengenali dan melawan virus bisa menimbulkan gejala, seperti demam. Kondisi ini normal karena merupakan tanda tubuh sedang membangun kekebalan.

Menurut CDC, tubuh biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk membangun kekebalan setelah vaksinasi. Ini artinya, bisa saja orang terkena terinfeksi virus penyebab COVID-19 sebelum atau setelah vaksinasi lalu jatuh sakit karena karena vaksin belum punya cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

Baca Juga: Menkes: Vaksinasi Nasional Salah Satu Strategi Utama Penyelesaian Pandemi COVID-19

Dilansir dari laman berita sinarjateng berjudul "CDC Jelaskan Cara Kerja Vaksin Covid-19" Internis di University of Illinois School of Public Health, Jay Bhatt dan dokter Shazia Ahmed di Massachusetts, seperti dikutip dari ABC News, mengatakan, vaksin Pfizer, BioNTech dan Moderna membutuhkan dua dosis yang diberikan dengan jarak dua minggu.

Menurut mereka, bergantung pada vaksinnya, perlu waktu empat hingga enam minggu sejak pemberian dosis awal untuk mencapai tingkat kekebalan dan perlindungan yang sebanding seperti dalam uji klinis.

Baca Juga: Siap-siap, Vaksin Sinovac Segera Disebar ke 34 Provinsi di Indonesia

Dengan kata lain, seperti diungkap CDC, selama waktu ini, anda masih mungkin tertular infeksi dan jatuh sakit. Fakta lain mengenai vaksin COVID-19, yakni tidak akan membuat anda mendapatkan hasil positif pada tes COVID-19, menurut uji klinis yang dilakukan di Amerika Serikat.

Saat tubuh Anda mengembangkan respons imun, yang merupakan tujuan vaksinasi, ada kemungkinan Anda dapat mendapat hasil positif dalam tes antibodi.

Tes antibodi menunjukkan anda pernah mengalami infeksi sebelumnya sekaligus dengan kemungkinan perlindungan tertentu terhadap virus. Para ahli saat ini sedang melihat bagaimana vaksinasi COVID-19 dapat memengaruhi hasil pengujian antibodi.

Baca Juga: Kemenkes Kirim SMS Blast Kepada Kelompok Prioritas Penerima Vaksin COVID-19 

Fakta lain vaksin yakni para penyintas COVID-19 masih bisa mendapatkan manfaat vaksin karena ada kemungkinan terkena infeksi kembali. Saat ini para ahli kesehatan belum mengetahui sampai kapan seseorang terlindungi dari COVID-19 setelah sembuh.

Beberapa bukti awal menunjukkan kekebalan alami mungkin tidak bertahan lama. Walau begitu, para pakar kesehatan sepakat vaksin dapat membantu Anda mencegah terkena COVID-19 dengan menciptakan respons antibodi tanpa harus membuat Anda mengalami sakit.***

 

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler