Pandji mengungkit soal tindakan pemerintah yang telah membubarkan organisasi Front Pembela Islam. Langkah tersebut dianggap tidak tepat, karena akan muncul para simpatisan FPI dalam bentuk ormas yang berbeda.
Pernyataannya dinilai kontroversi setelah Pandji membandingkan FPI dengan ormas Islam lain, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Baca Juga: Nasib Komjen Listyo Sigit sebagai Calon Kapolri Ditentukan Hari Ini
Dalam perbincangan virtualnya itu, Pandji mengutip pernyataan yang pernah disampaikan sosiolog, Thamrin Amal Tomagola soal banyaknya simpatisan FPI di kalangan bawah.
Karena ormas yang sudah dinyatakan bubar itu selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.
“Ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012, kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, kemudian nggak bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat," ungkap Padji.
Baca Juga: Hari Ini, 10 Pebulu Tangkis Indonesia akan Berlaga di Babak Kedua Thailand Open 2021
Kemudian surat tersebut dibawa ke sekolah dan sang anak pun akhirnya bisa masuk sekolah. Pandji mengatakan terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, namun telah membantu warga.
“Kata Pak Tamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang bisa," kata Pandji.
"Nah, yang NU dan Muhammadiyah yang terlalu tinggi dan elitis, warga tuh ngga ke situ, warga justru ke FPI. Makanya mereka pada pro FPI, karena FPI ada ketika mereka butuhkan,” lanjutnya.*** (Awang Dody Kardeli/PotensiBisnis.com)