dr Tirta Beberkan Soal Perbedaan Antara GERD dan COVID-19

- 30 Juli 2021, 16:53 WIB
dr. Tirta Mandira Hudhi
dr. Tirta Mandira Hudhi /Instagram/@dr.tirta

KARAWANGPOST - Dokter sekaligus influencer kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi, menjelaskan tentang perbedaan GERD dan COVID-19.

"Sekilas mengenai GERD dan COVID-19, GERD yaitu gastro eshophageal reflux disease," tulis dr. Tirta dalam keterangan unggahan foto di Instagramnya pada 28 Juli 2021.

Pertama, dr. Tirta memaparkan terlebih dahulu mengenai gejala dari Gerd itu seperti apa dan apa penyebabnya.

Baca Juga: Jokowi Tegaskan Indonesia Tak Sanggup Lockdown

"Gerd? Covid? Bedain gejala klinis sekilas, pada GERD, gejala klinisnya: tiba-tiba dada panas, sesak, dan rasa terbakar (heart burn) karena asam lambung reflux ke esofagus.," imbuhnya.

Adapun gejala lanjut dari GERD yaitu bisa menyebabkan muntah. "Bisa sampai muntah, dan rasa pahit di mulut, warna muntahan ijo, kuning, berbeda dengan COVID-19," sambungnya.

Sementara jika mengenali gejala awal dari COVID-19 disarankan untuk membicarakan hal itu dengan dokter. "Sesak nafas COVID-19 itu di dada, capek tembus sampai punggung. Dan rasa kehabisan udara. Kalau GERD dominan nyeri ulu hati, rada dada terbakar lalu muntah. Kenali gejala mu, dan utarakan ke dokter saat kami anamnesa," bebernya.

Alumni fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada itu juga memaparkan gejala pada pasien COVID-19 bergejala sedang berat.

Baca Juga: BSU Pekerja Sebesar Upah Minimun Kabupaten Kota Rp3,5 Juta, Cair Minggu Depan

"Laju nafas bisa diatas 40 an. Muka pucat. Kejar-kejar-an nafas akan membuat otot-otot pernafasan lelah," ujarnya.

GERD juga bisa ditemui pada pasien pasca sembuh dari COVID-19, gejala yang ditimbulkan adalah mual, muntah, rasa pahit, dan dada panas.

"Pada beberapa orang setelah recovery. Setelah COVID-19 ada gejala Gerd juga. Kaya (seperti) mual, muntah, rasa pahit dan dada panas," papar dr. Tirta.

Kemudian, dr. Tirta menjelaskan gejala ringan yang dialami pada pasien COVID-19.

"Pada COVID-19, gejala ringan, batuk, dahak ngumpul di tenggorokan. Jadi rasa gatel (gatal), belum sesak, nafas normal, tapi tenggorokan gatel (gatal) banget untuk keluarin dahak. Berujung batuk-batuk ngikil," sambungnya.

Baca Juga: Antisipasi Penyalahgunaan Bansos, Mensos Tinjau E-Warong di Purwakarta

Dokter Tirta menegaskan bahwa GERD ini bisa menjadi hal yang serius jika tidak segera ditangani. 

Ia menyarankan jika terkena GERD, maka pengobatan yang harus dilakukan adalah konsumsi obat-obat lambung yang mengatur asam lambung.

"Pengobatannya? tentu obat-obat-an lambung yang mengatur asam lambung. Kadang juga bisa dilakukan endoskopi untuk melihat keadaan mukosa esofagus dan lambung," tegas dr. Tirta. ***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Instagram Dr. Tirta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah