Kedelai Impor untuk Penuhi Stok dan Permintaan Pasar Dalam Negeri

31 Januari 2024, 21:36 WIB
Harga Kedelai Dunia Naik, Kemendag Pastikan Harga  Dalam Negeri Aman /Karawangpost/Pixabay/allybally4b

KARAWANGPOST - Agar stok dan permintaan kedelai di pasaran tetap terpenuhi kebijakan impor masih jadi perhatian utama pemerintah.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, pemenuhan kedelai yang sebagian besar masih impor menjadi perhatian.

“Karena ini terkait ketersediaan pangan, maka concern utama kita adalah pasokan kedelai terpenuhi sehingga stabilitas pasokan dan harganya terjaga," ujar Arief saat menghadiri Rakornas Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) pada Rabu 31 Januari 2024 di Yogyakarta.

Baca Juga: Pemerintah akan Pastikan PT Pindo Deli II Karawang Hari ini ditutup Sementara

"Ini yang kita upayakan sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, dan tentunya butuh sinergitas kita semua untuk mewujudkan hal tersebut,” lanjutnya.

Berdasarkan neraca pangan nasional, total produksi kedelai dalam negeri tahun 2022 mencapai 301 ribu ton, sedangkan total kebutuhan nasional mencapai 2,8 juta ton.

"Artinya kebutuhan kedelai masih defisit sekitar 2,5 juta ton. Kebutuhan tersebut masih harus dipenuhi dari importasi," jelasnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Menghargai Keputusan Mundur Menkopolhukam Mahfud MD

Sementara itu, untuk menjaga ketersediaan dan stok kedelai nasional, Badan Pangan Nasional telah menetapkan target jumlah Cadangan Pangan Pemerintah  (CPP) untuk kedelai pada tahun 2024 sebesar minimal 100 ribu ton, dengan jumlah minimal stok akhir tahun 2024 sebesar 20 ribu ton.

Menurut Arief, pemerintah memastikan arus importasi kedelai dapat segera masuk agar kelangkaan di pasaran dapat diantisipasi.

“Keterlambatan kedatangan kedelai ini kan dipengaruhi oleh situasi geopolitik yang terjadi, sehingga mengganggu kelancaran logistik internasional. Namun ini terus kita dorong untuk segera masuk sehingga ketersediaannya stabil,” ungkap Arief.

Baca Juga: MK Tolak Uji Formil Syarat Capres-Cawapres

Selain itu, Arief juga meminta Gakoptindo untuk memastikan kebutuhan per daerah secara detail sehingga Bulog dapat berperan sebagai penyedia.

Sementara dari sisi pembiayaan, Arief mendorong keterlibatan perbankan dengan menggunakan model Supply Chain Financing (SCF).

“Yang perlu kita dudukkan adalah berapa kuantitas kebutuhan kedelai untuk para pengrajin tahu dan tempe per daerah sehingga kita bisa ketahui secara nasional berapa per bulan kebutuhannya. Jadi harus didetailkan dengan begitu kita minta Bulog untuk memastikan pengadaannya terpenuhi,”  ujar Arief.***

Editor: M Haidar

Sumber: NFA

Tags

Terkini

Terpopuler