Pergeseran Dolar AS ke Emas Berakibat Ambruknya Nilai Aset Berbasis Dolar

- 1 Januari 2022, 15:27 WIB
Ilustrasi - Emas
Ilustrasi - Emas /Karawangpost/Pexels/ Zlataky.cz



KARAWANG - Pasar negara berkembang memimpin pembelian emas hal tersebut menyusul adanya kekhawatiran global tentang rezim moneter berbasis dolar.

Kepemilikan emas dalam cadangan devisa bank sentral telah tumbuh di seluruh dunia, mencapai level tertinggi dalam 31 tahun tahun ini. Pada saat yang sama, kepemilikan dolar AS telah turun.

Menurut Dewan Emas Dunia, bank-bank tersebut telah menumpuk persediaan mereka lebih dari 4.500 ton selama dekade terakhir.

Baca Juga: Viral di Medsos, Aksi Memalak Preman 'Jual' Nama Kodim, Ciut Nyali Saat Ditangkap TNI

Pada September, mengumpulkannya sekitar 36.000 ton, tangkapan terbesar sejak 1990, dan naik 15% dari satu dekade sebelumnya.

Pada saat yang sama, keberadaan dolar dalam cadangan devisa telah menurun selama dekade terakhir. Pada tahun 2020, rasio mata uang terhadap mata uang greenback jatuh ke level terendah dalam seperempat abad.

Baca Juga: Anya Geraldine Tampil Seksi dengan Bikini Hijau di Momen Akhir Tahun, Bikin Warganet Emosi

Analis mengatakan bahwa bank sentral, khususnya di negara berkembang terus beralih ke emas mencerminkan tentang rezim moneter berbasis dolar. Dalam sembilan bulan pertama 2021, Thailand membeli sekitar 90 ton, India 70, dan Brasil 60.

Bank sentral dan lembaga publik mulai meningkatkan kepemilikan emas setelah krisis keuangan global tahun 2008, yang menyebabkan arus keluar dana dari obligasi pemerintah AS, yang mengakibatkan turunnya nilai aset berdenominasi dolar.

Kepercayaan pada aset dolar dengan demikian telsh goyah, kata analis pasar Itsuo Toyoshima, seperti dikutip oleh Nikkei Asia.Harga emas tetap kuat, berlaku pada level 1.806 dolar per troy ounce pada 30 Desember 2021.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x