Sekjen NATO Ungkap Jumlah Nilai Batuan yang dikirim Barat untuk Ukraina

- 9 Februari 2023, 16:33 WIB
Sekjen NATO Jens Stoltenberg bersama Joe Biden
Sekjen NATO Jens Stoltenberg bersama Joe Biden /Instagram/@jensstoltenberg/



KARAWANGPOST - Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan mengatakan sejauh ini Kiev telah menerima 120 miliar dolar dari Barat selama setahun terakhir.

Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington pada hari Rabu, 8 Februari 2023, ia menyebutkan dukungan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

"Sejak Februari lalu, blok militer pimpinan AS telah memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Ukraina, sekitar 120 miliar dolar dalam bantuan militer, kemanusiaan dan keuangan," kata Stoltenberg kepada wartawan di Departemen Luar Negeri. 

Baca Juga: Legislator Minta Pemerintah untuk Memangkas Biaya Mubazir Jemaah Haji

 

 



Sementara AS telah memainkan peran yang sangat diperlukan, Kanada dan anggota Eropa telah memberikan kontribusi lebih dari setengah dari keseluruhan bantuan, termasuk tank, sistem pertahanan udara canggih dan senjata lainnya.

Menurut Blinken, AS telah menyumbangkan bantuan militer senilai hampir 30 miliar dolar sementara anggota NATO lainnya memberikan 13 miliar dolar serta puluhan miliar lebih dalam dukungan kemanusiaan dan ekonomi.

Blinken juga mengatakan bahwa memiringkan medan perang demi kepentingan Ukraina adalah kunci penyelesaian diplomatik akhir dari konflik tersebut. 

Baca Juga: Pemerintah Dorong Pasokan DMO Minyak Goreng Jelang Puasa 2023

Setelah acara pers bersama mereka, Stoltenberg dan Blinken pergi untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, dengan agenda lebih banyak dana untuk Ukraina.

Pada bulan Desember, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan bahwa Barat telah memberi Ukraina senjata, amunisi, dan perbekalan senilai 97 miliar dolar.

Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa mempersenjatai Ukraina hanya akan memperpanjang konflik dan berisiko menimbulkan konfrontasi langsung. 

Baca Juga: Jabar Lakukan Kick Off Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk untuk perdamaian di Donbass dan bersikeras bahwa tetangganya berjanji untuk tidak pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. 

Para pemimpin Ukraina, Jerman, dan Prancis sejak itu mengakui bahwa negosiasi Minsk adalah taktik untuk memberi Ukraina waktu untuk mempersiapkan perang dengan Rusia.

Meskipun beberapa pejabat Barat secara terbuka mengatakan Ukraina berjuang untuk nilai-nilai dan tatanan dunia mereka, dan menteri pertahanan Ukraina sendiri mengatakan Kiev sedang melakukan misi NATO, AS dan NATO mempertahankan mereka secara teknis bukan peserta dalam konflik.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x