KARAWANGPOST - Secara kasar, hampir satu dari lima orang, atau 20 persen dari populasi dunia, mengalami gejala lagophthalmos nokturnal, alias tidur dengan keadaan mata terbuka.
Melansir dari theswaddle, meskipun kondisi itu tidak mencegah seseorang untuk tidur, fenomena ini cukup berpengaruh pada mereka, karena tak bisa menutup mata untuk tidur.
Terkadang, bahkan ada yang terlahir dengan kelainan dengan dampak membuat kelopak mata mereka tidak bisa menutup sepenuhnya.
Selain itu kondisi ini dapat menyebabkan pola tidur yang buruk atau terganggu karena mata terbuka tidak dapat menghalangi sinar cahaya.
Baca Juga: Tips Meditasi Bagi Pemula Untuk Mengatasi Stres
Baca Juga: Kabupaten Bogor Terima Bantuan 24 Ribu Masker dari Korsel
Ini juga dapat menyebabkan mata kekeringan atau kemerahan pada mata, dan mata mejadi lebih rentan kabur.
Hal ini terjadi karena kelopak mata yang terbuka secara konsisten mencegah mata mendapatkan pelumasan yang memadai.
Saat salah satu mata tertutup, kelopak mata bertindak sebagai penghalang kelembaban yang secara efektif mengunci tetesan di dalam untuk melumasi mata.
Baca Juga: Sebanyak 45 Pasangan Suami Istri Laksanakan Sidang Isbat Nikah
Baca Juga: Cocok Jadi Penasihat, Ramalan Zodiak Sagitarius 10 April 2021
Kelembaban ini juga mengandung antibiotik alami yang melindungi mata dari infeksi.
Jika tidak diobati, lagophthalmos nokturnal dapat menyebabkan peradangan pada mata seseorang.
Pilihan pengobatan untuk kondisi ini bervariasi: mulai dari masker mata dan obat tetes mata hingga operasi dan implan, tergantung kasus.
Nah, pernahkah kamu diberitahu bahwa kamu tidur dengna keadaan mata terbuka? Jika iya, segera lakukan pengobatan agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada matamu.***